Sabtu, 12 November 2011

Not a dream , its true

Hmm ..

Takdir , jodoh , rezeky , semuanya emang Tuhan yang ngatur . Dan saya sangat meyakini itu , bagaimana tidak hal yang awalnya saya anggap MUSTAHIL dan sangat sangat tidak mungkin ternyata menjadi MUNGKIN dan sekarang sudah menjadi kenyataan ..
Itulah kuasa Tuhan , tidak ada yang tahu apa yang direncanakan Nya . Yang awalnya hitam putih bisa berubah menjadi full colour ..

Apa yang dulu saya inginkan dan impikan kini menjadi kenyataan , saya bisa mencapai apa yang saya inginkan walaupun belum sepenuhnya . Yang saya pikirkan sekarang adalah apa yang terjadi di masa depan . Banyak sekali planning yang saya ingin capai , dan saya yakin tidak ada yang tidak mungkin apabila kita mau berusaha untuk mendapatkannya ..

dan suatu saat nanti saya ingin mengulangi kata-kata NOT A DREAM ITS TRUE , tentang apa yang saya nginkan dan apa yang saya tuju di hari ini ..

Manajemen Sumber Daya

Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.[1] MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.[rujukan?] Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll.

Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :

1. Tujuan Organisasional

Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia.

2. Tujuan Fungsional

Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.

3. Tujuan Sosial

Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.

4. Tujuan Personal

Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.

Reff ; wikipedia

Kamis, 10 November 2011

Etika Bisnis

A. Etika

Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau tidak masuk akal – standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau jelek.
Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut.
Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat.

B. Etika Bisnis


Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

C. Penerapan Etika pada Organisasi Perusahaan

Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai perilaku moral yang nyata?
Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :

* Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
* Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral.

Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral.

D. Globalisasi, Perusahaan Multinasional dan Etika Bisnis

Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya barangbarang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global, perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain sebagainya.
Perusahaan multinasional adalah inti dari proses globalisasi dan bertanggung jawab dalam transaksi internasional yang terjadi dewasa ini. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang menghasilkan pemasaran, jasa atau operasi administrasi di beberapa negara. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi, pemasaran, jasa dan beroperasi di banyak negara yang berbeda.
Karena perusahaan multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam budaya dan standar yang berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa beberapa perusahaan melanggar norma dan standar yang seharusnya tidak mereka lakukan.

E. Etika Bisnis dan Perbedaan Budaya

Relativisme etis adalah teori bahwa, karena masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan etis yang berbeda. Apakah tindakan secara moral benar atau salah, tergantung kepada pandangan masyarakat itu. Dengan kata lain, relativisme moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis yang secara absolute benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan terhadap perusahaan atau orang dari semua masyarakat.
Dalam penalaran moral seseorang, dia harus selalu mengikuti standar moral yang berlaku dalam masyarakat manapun dimana dia berada.
Pandangan lain dari kritikus relativisme etis yang berpendapat, bahwa ada standar moral tertentu yang harus diterima oleh anggota masyarakat manapun jika masyarakat itu akan terus berlangsung dan jika anggotanya ingin berinteraksi secara efektif.
Relativisme etis mengingatkan kita bahwa masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan moral yang berbeda, dan kita hendaknya tidak secara sederhana mengabaikan keyakinan moral kebudayaan lain ketika mereka tidak sesuai dengan standar moral kita.

F. Teknologi dan Etika Bisnis


Teknologi yang berkembang di akhir dekade abad ke-20 mentransformasi masyarakat dan bisnis, dan menciptakan potensi problem etis baru. Yang paling mencolok adalah revolusi dalam bioteknologi dan teknologi informasi. Teknologi menyebabkan beberapa perubahan radikal, seperti globalisasi yang berkembang pesat dan hilangnya jarak, kemampuan menemukan bentuk-bentuk kehidupan baru yang keuntungan dan resikonya tidak terprediksi. Dengan perubahan cepat ini, organisasi bisnis berhadapan dengan setumpuk persoalan etis baru yang menarik.

Reff : http://adesyams.blogspot.com/2009/09/tentang-etika-bisnis.html

MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.

Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu :

1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada
berbagai aktiva.
2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik
dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan
dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.

Berikut ini adalah penjelasan singkat dari fungsi Manajemen Keuangan:

1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.
6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.

Bila dikaitkan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Melakukan pengawasan atas biaya
2. Menetapkan kebijaksanaan harga
3. Meramalkan laba yang akan datang
4. Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja

Analisis sumber dana atau analisis dana merupakan hal yang sangat penting bagi manajer keuangan. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan asal perolehan dana tersebut. Suatu laporan yang menggambarkan asal sumber dana dan penggunaan dana. Alat analisa yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan adalah analisa rasio dan proporsional.

Langkah pertama dalam analisis sumber dan penggunaan dana adalah laporan perubahan yang disusun atas dasar dua neraca untuk dua waktu. Laporan tersebut menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen tersebut yang mencerminkan adanya sumber atau penggunaan dana.

Pada umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu :

1. Rasio Likuiditas, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
2. Rasio Leverage, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang di-supply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan.
3. Rasio Aktivitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
4. Rasio Profitabilitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
5. Rasio Pertumbuhan, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan industri.
6. Rasio Penilaian, rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi pengaruh dari rasio risiko dengan rasio hasil pengembalian.

Reff : wikipedia

nciss aksessories

ini adalah beberapa contoh produk yang bisa anda beli di NCISS AKSESSORIES (warninks@yahoo.com)..


ini adalah jam untuk laki-laki , jam nan elegant dengan bahan talinya dari karet yang lembut dan berwarna hitam pekat .. Masih banyak lagi barang-barang unik , lucu dan murah lainnya .. seperti sandal bali , ts , cincin , gelang , kalung , dan masih banyak lagi :)

TOKOH WIRAUSAHA

ABDUL GHANY AZIZ -- Firma Kiagoos dan PT Masayu

Tokoh ini dilahirkan pada tanggal 28 November 1893. Keturunan Sumatera Selatan (Palembang) tapi dilahirkan di Betawi atau Jakarta.

Dalam bidang kewirausahaan, Abdul Ghany termasuk beruntung karena ia mempunyai tokoh panutan, yaitu ayahnya sendiri. Sang ayah, Kiagoos Abdul Aziz, adalah seorang pedagang besar yang bergerak dalam jual beli hasil-hasil pertanian. Oleh karenanya, tidak mengherankan bila naluri dagang Abdul Ghany begitu dominan. Meski pendidikannya hanya sebatas Sekolah Dasar (HIS = Hollands Inlandsche School) yang tidak tamat pula, kehidupannya justru sangat sukses melalui dunia usaha.

Karirnya dimulai sejak kecil, sekitar usia 11 tahun ia telah mulai membantu sang ayah, pemilik perusahaan Firma Kiagoos Abdul Aziz & Co. Di sini Abdul Ghany dididik sangat keras dalam praktik berusaha. Meski bekerja dengan ayah sendiri, ia harus memulai segalanya dari bawah. Mula-mula sebagai penjaga gudang, untuk meningkat sedikit demi sedikit, sebelum mendapat lampu hijau dari sang ayah untuk membangun dan mengelola usahanya sendiri.

Sayangnya, jalan hidup Abdul Ghany memang berada pada tahun-tahun yang keras. Tahun 1914 sampai 1918 meletus Perang Dunia I.

Pengaruhnya cukup dahsyat atas kondisi perekonomian dunia, termasuk di Indonesia. Daya beli masyarakat anjlok, sedang barang dagangan menjadi langka. Sekitar tahun 1922, Abdul Ghany mengelola cabang Firma Kiagoos di Palembang. Namun karena dampak perang terus menerus menyebabkan kesulitan ekonomi, akhirnya perusahaan ini tutup karena bangkrut. Dan Ghany pun memutuskan untuk hijrah ke Singapura, mencari pekerjaan.

Ia menghabiskan waktu sekitar 2 - 3 tahun di negeri Singa untuk bekerja sebagai pembantu di sebuah rumah makan, sambil juga berusaha dengan jalan menjadi pedagang perantara valuta asing (dolar) bagi para pedagang Indonesia yang datang ke sana. Saat terjadinya pemberontakan komunis di Indonesia tahun 1927, ia pulang ke tanah air, dan kembali mencoba berbisnis dalam bidang hasil pertanian di Sumatera Selatan, yang antara lain meliputi kopi, rotan dan karet.

Ghany sangat idealis dan pemberani. Ia tidak takut untuk bersaing dengan pedagang-pedagang Cina yang menguasai jaringan perdagangan di bidang itu. Untuk memenangkan persaingan, tidak tanggung-tanggung ia membayar lebih dahulu harga hasil bumi yang masih dalam masa tanam, kepada para petani. Ia tidak mau kehilangan kesempatan untuk memenuhi permintaan para kliennya, para eksportir.

Namun apa mau dikata. Musim hujan yang berkepanjangan menghancurkan segalanya, mulai dari persawahan petani yang tidak bisa lagi di panen, sampai harapan Ghany yang melihat dengan sayu betapa para petani itu tidak mampu memenuhi kewajiban untuk memasok hasil pertanian yang telah ia bayar di muka. Maka, lagi-lagi bangkrutlah ia.

Demikianlah perjuangan tokoh wirausaha ini berlanjut terus di bawah tekanan penderitaan bertubi-tubi. Ia konsisten dengan pendiriannya untuk selalu berada di jalur wirausaha, meski kenyataan pahit selalu membayangi. Tekanan datang dari pemerintah Belanda, yang antara lain telah memberlakukan peraturan pajak diskriminatif, di mana para pengusaha pribumi harus membayar jauh lebih besar dibanding kewajiban yang dikenai pada para pengusaha Belanda. Di samping itu, tekanan juga datang dari persaingannya dengan jaringan usaha kaum pedagang keturunan, yang dengan perkumpulan-perkumpulannya tidak segan untuk melancarkan strategi doping (menjatuhkan harga). Dengan doping tersebut, banyak perusahaan-perusahaan pribumi yang harus gulung tikar, dan kendali harga sepenuhnya dipegang kembali oleh kaum pedagang keturunan.

Tahun 1939, Ghany beserta dua rekan masing-masing Ayub Rais dan Dasaad, mendirikan sebuah perusahaan yang dinamakan Malaya Import.

Perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan tekstil, yang diimpor dari Jepang.

Tahun 1940, satu lagi perusahaannya didirikan, kali ini bernama Firma Kiagoos Brothers bersama-sama Dasaad. Perusahaan tersebut juga berkiprah dalam penjualan tekstil. Sebuah pabrik tekstil milik Belanda yang dibeli di Bangil, menjadi tumpuan harapan mereka untuk meraih sukses.

Akan tetapi, baru saja perusahaan ini mau tinggal landas, tentara pendudukan Jepang datang, dan merampas habis semua komoditas yang mereka miliki. Dan sekali lagi, buyarlah harapan Ghany untuk dapat mencapai cita-citanya yang tinggi di dunia usaha. Meski begitu, Ghany tidak pernah berputus asa. Dengan sisa-sisa sumber daya yang masih dimiliki, ia melanjutkan usahanya dengan berdagang produk- produk pertanian seperti kopi dan teh. Di tahun 1943, ia bahkan masih bisa mendirikan sebuah badan usaha lagi, yang diberi nama Masayu Trading Company. Nama Masayu berasal dari nama isterinya, Masayu Zaleha.

Masayu Trading Coy berkantor di Bandung, tepatnya di Jalan Tamblong.

Pada awalnya perusahaan ini menunjukkan perkembangan yang sangat baik, sehingga kantornya selalu diliputi oleh kesibukan setiap hari.

Sementara itu, setelah Jepang menyerah kepada pihak Sekutu, timbul gerakan-gerakan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sebagai putra bangsa, biar bagaimana, Ghany mendukung perjuangan kaum pemuda dalam usaha merebut kemerdekaan. Oleh karena itu, di kantornya yang luas, ia menampung kegiatan-kegiatan Kantor Berita "Antara" yang berfungsi sebagai corong perjuangan, serta mengakomodasikan pula kegiatan- kegiatan kaum pemuda untuk siap berperang melawan tentara Belanda yang membonceng tentara Sekutu. Pada akhirnya, kegiatan ini tercium oleh tentara Inggeris, sehingga dalam suatu penggerebekan yang dilakukan tentara Gurkha, kantor Masayu Trading Coy rusak berantakan, semua komoditas pertaniannya juga habis hancur luluh atau dirampas.

Kejadian yang merupakan bagian dari peristiwa Bandung Lautan Api itu, menyebabkan Ghany bangkrut sekali lagi.

Setelah itu, sehubungan dengan situasi negeri yang memanas dan tidak menentu akibat meletusnys perang kemerdekaan, Ghany mau tidak mau juga ikut terdampar ke sana ke mari. Mula-mula ia mengungsi ke Tasikmalaya. Di kota ini, naluri bisnisnya membuat ia menjalankan usaha di bidang kerajinan tangan khas daerah Jawa Barat seperti payung geulis, anyaman bambu dan lain-lain.

Pengungsiannya berlanjut ke kota Yogyakarta, karena situasi perang yang semakin gawat. Di kota gudeg, lagi-lagi ia menjalankan bisnis, kali ini dalam bidang penjualan arang. Yang menarik adalah, usahanya pada waktu itu, sama sekali tidak bermodalkan uang. Uang menjadi langka pada masa perang. Oleh sebab itu, modalnya hanyalah kepercayaan. Ia mengambil arang dari kota Purworejo, untuk kemudian diangkut dengan kereta api ke Yogya, dan dijual di sana. Baru setelah laku, ia bayar hutangnya kepada pemilik barang.

Meski berjalan cukup baik, namun pendapatannya di bidang bisnis arang tersebut tidaklah terlalu menggembirakan. Maka pada tahun 1949, Ghany kembali ke Jakarta. Dengan hanya bermodal dengkul, ia putuskan untuk memulai lagi bisnisnya sama sekali dari nol. Ia tidak punya uang. Oleh sebab itu, ia mengandal pada kepercayaan orang lain serta semangat kewirausahaan yang pantang mundur. Ditemuinya beberapa pemilik produk tekstil serta barang-barang kelontong lainnya di daerah Jakarta Kota, dan ia tawarkan sebuah program kerja sama penjualan atas barang-barang dagangan tersebut.

Para pemilik produk yang terdiri dari orang-orang keturunan India dan Cina itu merasa terkesan dengan sikap Ghany yang jujur dan penuh semangat, sehingga mereka setuju dengan program kerja sama yang ditawarkan Ghany. Maka singkatnya. jadilah Ghany juru pemasar barang- barang dagangan milik para taukeh di Jakarta. Dari kerja sama perdagangan ini, Ghany mulai mendapat sukses, dan perlahan-lahan ia bisa mengumpulkan sejumlah uang.

Atas anjuran seorang rekan, Rahman Tamin, Ghany mulai menimbang- nimbang untuk mengaktifkan kembali perusahaan miliknya dulu, yaitu Masayu. (Dasaad dan Rahman Tamin adalah orang-orang yang dekat dengan Ghany, dan keduanya juga merupakan pengusaha-pengusaha besar serta kenamaan di Indonesia masa itu. Mereka termasuk Wirausahawan Indonesia Generasi I).

Akhirnya, pertimbangannya menjadi kenyataan. Dengan berbekal sejumlah uang hasil kerja sama dengan para taukeh di Kota, Ghany menghidupkan kembali Masayu, dan langsung menggebrak dalam bidang penjualan tekstil. Ia kerahkan semua tenaga, kemampuan dan strategi dagang yang dimiliki, demi masa depan yang lebih menjanjikan.

Ternyata, nasibnya kali ini cukup baik, sedikit demi sedikit perusahaannya memperoleh kemajuan, sampai satu saat ia merasa perlu untuk mencari mitra di luar negeri. Ia tidak mau terus menerus bergantung kepada Dasaad dengan perusahaannya Gindo and Dasaad Concern, yang meminjamkan Surat Ijin Ekspor kepadanya.

Tanpa bekal kemampuan berbahasa Belanda sama sekali, Ghany pergi ke Negeri Belanda. Untung ia berjumpa dengan orang Jerman yang fasih berbahasa Indonesia, yang kebetulan pula merupakan seorang pimpinan perusahaan alat-alat pertanian keluaran Jerman. Bersama orang tersebut, Ghany berhasil menjalin kerja sama untuk mengageni produk peralatan pertanian di Indonesia, dengan merek Carl Schlieper.

Demikianlah Abdul Ghany Aziz, pada akhirnya mendapatkan jalan lurus menuju kesuksesan setelah kepergiannya ke Negeri Belanda serta perjumpaannya dengan orang Jerman yang menjadi mitra bisnisnya.

Dengan usaha yang tidak kenal menyerah, ia berhasil mendapatkan order dari Departemen Pertanian untuk pengadaan alat-alat bertani. Dari situ ia juga berhasil meningkatkan penjualannya kepada berbagai pihak lain.

Meski awal kiprahnya menjadi agen Carl Schlieper mendapat masalah tuntutan hak paten dari sebuah perusahaan Belanda yang bernama Java Staal, namun Ghany berhasil mengatasi masalah tersebut dengan bantuan perusahaan Carl Schlieper sendiri yang terjun langsung ke Pengadilan. Demikian juga pada saat berikutnya, ketika orang-orang dan perusahaan-perusahaan Belanda yang tidak senang dengan sepak terjangnya membuat ulah macam-macam, ia juga berhasil mengatasinya dengan baik. Bahkan pada akhirnya, beberapa pengusaha Belanda memutuskan untuk menjalin persahabatan dengan tokoh kita yang amat ulet ini.

Setelah berbagai peristiwa itu berlalu, Abdul Ghany Aziz makin membakukan dirinya sebagai pengusaha yang tangguh. Ia pergi ke Amerika untuk mengambil keagenan berbagai produk penunjang pertanian, antara lain menjadi agen traktor dan buldozer. Perusahaannya, Masayu dan Kiagoos terus tumbuh kokoh dengan berbagai kantor cabangnya di kota-kota besar di Indonesia, lengkap dengan ratusan orang karyawan yang siap bekerja keras. Ia bahkan juga berhubungan dengan sebuah perusahaan asing, Bristow Ltd., untuk mengageni produk helikopter dari perusahaan tersebut. Maka muncullah PT Bristow Masayu Helicopters yang berkantor di Jl. Jend. Sudirman Jakarta.

Sosok Abdul Ghany adalah sosok pekerja keras yang pantang menyerah.

Ia baru menyatakan diri pensiun saat usianya mencapai 71 tahun, ketika ia merasa yakin bahwa fungsinya sebagai pimpinan dapat didelegasikan kepada para manajer profesional. Itu pun ia koreksi setelah mendapatkan kenyataan bahwa korupsi merajalela di dalam perusahaan, beberapa tahun setelah ia tinggalkan.

Banyak orang kemudian tercengang bahwa ada seorang wirausahawan yang pada usia 84 tahun, kembali aktif memimpin perusahaan besar dengan ratusan karyawan di bawahnya. Itulah Abdul Ghany Aziz pada tahun 1977….

Reff : http://bikaambon.multiply.com/journal/item/7/Dari_arang_sampai_helikopter_Wirausaha

Ciri-ciri dan Sifat-sifat seorang wirausahawan

Daftar ciri-ciri dan sifat-sifat profil seorang wirausahawan:

1. Percaya Diri.
Wataknya : Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.


2. Berorientasikan tugas dan hasil.
Wataknya : Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki inisiatif.


3. Pengambil Resiko.
Wataknya : Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.


4. Kepemimpinan.
Wataknya : Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.


5. Keorisinilan.
Wataknya : Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.


6. Berorientasi ke masa depan.
Wataknya : Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan.


7. Jujur dan tekun.
Wataknya : Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja



Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

a. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.
Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.
Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.
Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.

b. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komimten yang jelas, terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving bagi masalah konsumen, dan sebagainya.
Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik (goodwill) di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang
diharapkan.

c. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.
Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purna jual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh
wirausahawan.

d. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.
Daya kreatifitas tersebut sebaiknya adalah dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Namun, gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi.
Gagasan-gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari wirausahawan yang bersangkutan.
Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar.
Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan bertambahnya nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya jual produk tersebut di mata konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi produk tersebut bagi konsumen.

e. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.

f. Realistis
Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatannya.
Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya.
Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

Ditulis oleh Izzati Amperaningrum, SE, MM & Dr. Zuhad Ichyaudin, MBA.

Bussines Girl

Bussines Girl .. itulah sesuatu yang ingin saya raih , betapa bangganya saya dengan diri saya sendiri apabila saya bisa menjadi seorang bussines girl ..
sejak saya berada di tingkat 1 atau tepatnya kelas dua , saya sudah memulai langkah menuju semua yang saya inginkan ..

Menjadi seorang pebisnis ataupun seorang wirausaha adalah cita-cita saya setelah saya lulus kuliah atau kalau bisa sebelum saya lulus agar saya dapat memberi contoh [positif kepada teman-teman saya . Satu kata yang saya selalu ingat dan selalu ada di hati dan pikiran saya , pada suatu hari ketika saya beranjak remaja papa saya berkata "JANGAN MAU DIBERI PERINTAH OLEH ORANG KALAU BISA KITA YANG MEMBERI PERINTAH UNTUK ORANG LAIN" kata-kata ini lah yang selalu ada di benak saya dan merupakan sebuah motivasi untuk saya sendiri ..

Senin, 07 November 2011

Manajemen Pemasaran

Beberapa pertanyaan tentang model keputusan dalam manajemen pemasaran ..

1. Ada beberapa faktor yang harus di pertimbangkan untuk mengambil keputusan secara efektif tentang sebuah produk . Faktor tersebut diantaranya adalah ..

a. Nilai informasi yang sempurna
b. Analisa Pasar
c. Memberikan Potongan
d. Sales Promotion Yang Berlebihan

2. Volume penjualan dan laba dapat dimaksimalkan jika ..

a. Persediaan besar
b. Keterampilan pekerja baik
c. Marketing mix nya sesuai dengan penawaran perusahaan
d. A , B , dan C benar

3. Usaha-usaha atau pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk marketing mixnya bukanlah satu syarat mutlak yang harus dipertimbangkan untuk menghasilkan volume penjualan , tetapi ada faktor lain . faktor tersebut adalah ..

a. Efektivitas pengeluaran
b. Analisis pemjualan
c. Proyeksi Laba-Rugi
d. Pembatasan jumlah produksi